Kehidupan setelah menikah atau menjalin hubungan serius sering kali datang bareng “bonus”—yaitu acara keluarga pasangan yang kayak gak ada habisnya. Entah itu arisan keluarga, ulang tahun keponakan, pengajian rutin, reuni keluarga besar, sampai sekadar kumpul santai di rumah mertua tiap akhir pekan.

Sekilas terlihat sepele, tapi buat lo yang introvert, lagi burn out kerja, atau cuma butuh istirahat total, ini bisa jadi momok. Masalahnya, bilang “nggak” itu gak semudah kedengarannya. Menolak ikut acara keluarga sering kali dianggap kurang sopan, gak menghargai, bahkan bisa bikin mertua ngambek.

Tapi tenang. Lo bisa kok tetap sopan, jujur, dan gak kehilangan muka saat pengen rehat. Ini dia cara bijak dan dewasa buat bilang “no” tanpa drama.


1. Validasi Diri Dulu: Rasa Lelah Itu Nyata

Hal pertama yang harus lo tanamkan: lo gak salah karena capek. Lelah itu valid. Bukan karena lo gak cinta keluarga pasangan, tapi karena lo manusia.

Saat kamu lelah, yang lo butuhin adalah recharge, bukan basa-basi sosial. Jadi jangan biarkan guilt trip bikin lo memaksa diri buat hadir di semua agenda.


2. Bedain Acara Penting vs Acara Rutin

Gak semua acara keluarga punya bobot yang sama. Ada yang wajib banget (kayak pernikahan, acara syukuran, momen duka), ada juga yang sebenernya fleksibel.

Lo bisa:

  • Hadir di acara besar
  • Absen di acara mingguan
  • Negosiasi acara semi-formal

Dengan begitu, lo tetap dianggap hadir dalam momen penting tanpa harus mengorbankan kesehatan mental lo.


3. Gunakan Kalimat yang Sopan tapi Tegas

Kunci cara sopan menolak adalah menyampaikan dengan tenang, gak defensif, dan gak menyalahkan siapa pun. Hindari drama. Gunakan bahasa yang smooth tapi tetap punya batas.

Contoh:

  • “Aku lagi butuh istirahat penuh weekend ini, boleh skip dulu gak?”
  • “Aku udah padat banget seminggu ini, takut malah jadi gak fokus kalau datang.”
  • “Aku gak enak badan, tapi aku titip salam ya.”

Dengan cara ini, lo gak terdengar seperti “ogah-ogahan”, tapi tetap jaga respek.


4. Sampaikan Lebih Awal, Jangan Mendadak

Kalau lo udah tau bakal gak datang, jangan tunggu H-1 atau H-2. Kasih info dari awal.

Kenapa?

  • Supaya pasangan bisa bantu jelasin
  • Gak bikin keluarga merasa “ditinggalin”
  • Lebih dihargai karena dianggap thoughtful

Menolak ikut acara keluarga gak harus jadi insiden kalau disampaikan dengan waktu yang pas.


5. Gak Harus Selalu Ada Alasan Medis

Kadang lo gak sakit, tapi lo cuma mental overload. Itu pun valid. Tapi kalau lo takut dibilang “alesan”, lo bisa pakai pendekatan jujur tapi tetap sopan.

Contoh:

  • “Aku butuh waktu sendiri dulu buat recharge.”
  • “Aku pengen diem di rumah aja weekend ini. Minggu depan aku ikut lagi ya.”

Dengan catatan: lo konsisten. Jangan minta izin gak ikut tapi malah upload party sama temen di Instagram.


6. Kirim Salam atau Wakilkan Lewat Pasangan

Salah satu cara buat tetap “hadir” secara sosial meski gak datang fisik adalah dengan titip salam atau kirim wakil.

Contoh:

  • “Sampaikan salam aku ya ke semua.”
  • “Aku nitip kue buat acara nanti ya.”
  • “Kasih ucapan selamat ulang tahun ke Tante Rini dari aku.”

Dengan cara ini, lo tetap dianggap terlibat tanpa hadir secara langsung.


7. Jangan Biarkan Pasangan Jadi “Tameng Abadi”

Walaupun pasangan bisa bantu jadi penengah, jangan jadikan dia tameng setiap kali lo gak pengen datang.

Sesekali, lo bisa jelaskan sendiri:

  • Kirim pesan ke mertua
  • Video call sebelum acara
  • Kirim voice note ke tuan rumah

Ini nunjukin bahwa lo dewasa dan bertanggung jawab secara sosial, bukan cuma numpang absen.


8. Pilih Momen Comeback yang Pas

Setelah absen sekali dua kali, penting juga buat nunjukin lo tetap peduli. Pilih acara berikutnya untuk lo datangi, biar balance.

Misalnya:

  • Acara ulang tahun cucu
  • Kumpul besar Lebaran
  • Makan malam keluarga tahunan

Jadi pas lo skip, lo tetap bisa hadapi keluarga pasangan dengan elegan karena lo gak pernah absen terus-menerus.


9. Jangan Terlalu Banyak Alibi: Keep It Simple

Kalau lo kebanyakan alasan, bisa jadi bumerang. Makin lo jelasin panjang-panjang, makin rawan dianggap bohong.

Cukup bilang:

  • “Aku lagi gak sanggup hadir.”
  • “Aku lagi butuh waktu tenang.”

Titik. Gak perlu ditambahin alasan teknis yang gak penting.


10. Jujur ke Diri Sendiri: Lo Gak Harus Jadi Super Menantu

Kadang kita merasa harus tampil sempurna: hadir terus, senyum terus, gak pernah nolak. Tapi itu gak realistis.

Ingat:

  • Lo bukan robot sosial
  • Lo punya batasan energi
  • Lo juga berhak jaga diri

Saat kamu lelah, lo punya hak penuh buat bilang “enggak dulu, ya.”


11. Bangun Komunikasi Jangka Panjang

Kalau lo sering banget ngerasa keberatan ikut acara keluarga pasangan, mungkin perlu ngobrol lebih dalam.

Tanya:

  • Apakah ekspektasi mereka lo harus selalu ada?
  • Apakah mereka terbuka sama kompromi?
  • Apakah pasangan siap bantu balance situasi?

Dengan komunikasi sehat, lo bisa punya ruang tanpa harus terus-terusan bersembunyi di balik alasan.


12. Tetapkan Batasan dan Tegas Menjaganya

Penting buat semua orang tahu:

  • Kapan lo bisa hadir
  • Kapan lo butuh istirahat
  • Kapan lo nyaman buat kumpul

Dan lo harus jaga batas itu secara konsisten. Jangan hari ini bilang “capek”, besok tiba-tiba nongkrong di luar kota. Bikin aturan yang jelas, supaya lo gak disalahpahami.


13. Hindari Perasaan Bersalah yang Gak Perlu

Lo bukan anak durhaka karena nolak dateng ke arisan. Lo bukan pasangan jahat karena butuh waktu sendiri. Lo cuma manusia.

Guilt itu wajar. Tapi jangan biarkan guilt ngegerogoti akal sehat lo. Batas itu sehat, dan siapa pun harus menghargainya.


14. Jangan Ikutan Nyinyir Balik Kalau Diomongin

Kalau ada yang bilang:

  • “Menantunya si X selalu dateng lho.”
  • “Yah, si itu mah gak pernah kumpul.”

Jangan ikutan baper. Lo cukup senyum, atau kasih klarifikasi secukupnya.

Ingat: lo gak hidup buat memuaskan ekspektasi semua orang. Dan menolak ikut acara keluarga bukan kejahatan.


15. Support Diri Sendiri dengan Lingkungan Sehat

Punya pasangan pengertian itu penting. Tapi lo juga perlu:

  • Teman ngobrol yang ngerti
  • Aktivitas yang menyenangkan
  • Waktu istirahat yang berkualitas

Biar lo bisa pulih tanpa beban sosial, dan siap hadir dengan energi baru di kesempatan berikutnya.


FAQ: Menolak Ikut Acara Keluarga Saat Kamu Lelah

1. Apa gue gak sopan kalau nolak ikut acara keluarga?
Enggak. Asal disampaikan dengan cara yang sopan dan penuh empati, itu sah-sah aja.

2. Gimana kalau keluarga pasangan merasa gue gak menghargai mereka?
Coba kirim salam, atau jelaskan alasan lo dengan jujur dan tulus. Biasanya, mereka akan lebih paham.

3. Harus jujur soal lelah mental juga gak?
Boleh banget. Tapi sampaikan dengan cara yang kalem. Misalnya, “Aku lagi butuh ruang buat jaga diri sendiri.”

4. Apa pasangan gue harus bela gue di depan keluarganya?
Idealnya iya. Tapi lebih bagus kalau lo dan pasangan kerja bareng dalam komunikasi biar semua pihak ngerti.

5. Gimana biar rasa bersalah gak terus-terusan muncul?
Tanamkan bahwa batas itu bukan egois. Lo hadir dengan kualitas, bukan kuantitas. Dan istirahat itu juga bentuk cinta ke keluarga.

6. Kapan waktu yang pas buat comeback ke acara keluarga?
Pilih acara yang penting atau punya nilai emosional tinggi, supaya lo tetap connect dengan mereka.


Penutup

Menolak ikut acara keluarga itu bukan bentuk pemberontakan. Tapi bentuk self-awareness. Kadang kita terlalu pengen tampil baik, sampai lupa ngasih ruang buat diri sendiri. Padahal, hadir terus-terusan tanpa energi yang sehat justru bisa bikin suasana jadi kerasa palsu.

Kuncinya adalah komunikasi yang jujur, batasan yang jelas, dan kesadaran bahwa lo gak harus hadir di semua momen untuk dianggap peduli. Karena yang tulus gak selalu terlihat di foto keluarga—tapi di cara lo menghargai diri sendiri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *